Pada Kesempatan apel pagi pada hari ini Senin 11 Juli 2016 masuk pertama hari kerja di UNTAG '45 Samarinda, Rektor UNTAG Bapak Prof. Dr. H. Eddy Soegiarto K, S.E., M.M. memimpin apel pagi sekaligus dilanjutkan dengan Halal Bi Halal dengan karyawan UNTAG. Bapak Rektor juga memberikan sambutan sekaligus mengucapkan mohon maaf lahir dan batin di hari yang fitri ini kepada semua Karyawan dan Dosen UNTAG. Serta memberikan motivasi untuk selalu semangat kerja dan menjaga kesehatan.
Maaf-memaafkan adalah ibadah
Manusia
adalah makhluq yang memiliki potensi untuk berbuat salah sebagaimana
sabda nabi yang disimpan oleh Imam Al-Maraghi untuk menafsirkan firman
Allah Ta’ala dalam QS.Al-Baqarah:285[5]:
ورد فى السنة قوله صلى الله عليه وسلم «وضع الله عن هذه الأمة ثلاثا: الخطأ والنسيان والأمر يكرهون عليه» رواه ابن ماجهورد فى السنة قوله صلى الله عليه وسلم «وضع الله عن هذه الأمة ثلاثا: الخطأ والنسيان والأمر يكرهون عليه» رواه ابن ماجه.
Terdapat keterangan dalam sunnah tentang
sabda nabi s.a.w: “Allah telah meletakkan dari umat ini tiga hal, yaitu
kesalahan, lupa, dan perkara yang mereka tidak suka”.-HR.Ibnu Majah-
Maka berdasarkan
keterangan diatas, sudah seyogyanya manusia menyadari potensi diri yang
memiliki dua kemungkinan sekaligus yaitu kemungkinan berbuat salah dan
kemungkinan lupa, untuk senantiasa meminta ampun kepada Allah dalam
shalat maupun diluar shalat terlebih ketika manusia berbuat kesalahan
sebagaimana firman-Nya dalam QS.Ali Imran:134-135, bahkan diterangkan
bahwa rasulullah dalam satu hari meminta ampun kepada Allah (istighfar)
lebih dari 70 kali. Akan tetapi jika kesalahan itu dilakukan sesama
manusia, maka seorang mu’min tidak cukup meminta ampun kepada Allah
saja, melainkan dia harus meminta maaf terlebih dahulu kepada orang yang
terdzhalimi oleh perbuatannya, sebagaimana sabdanya:
عن أبي هريرة رضي الله
عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( من كانت له مظلمة لأحد من
عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له
عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل
عليه ) –رواه البخاري-
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah –shallallah ‘alaih wasallam– bersabda: “Barang
siapa melakukan kezhaliman kepada saudaranya, hendaklah meminta
dihalalkan (dimaafkan) darinya; karena di sana (akhirat) tidak ada lagi
perhitungan dinar dan dirham, sebelum kebaikannya diberikan kepada
saudaranya, dan jika ia tidak punya kebaikan lagi, maka keburukan
saudaranya itu akan diambil dan diberikan kepadanya”. (HR. al-Bukhari)